JEKA24.ID | JAMBI – Menjelang natal dan tahun baru semua akomodasi transportasi di prediksi akan mengalami kenaikan harga. Hal ini terjadi lantaran kelangkaan armada pesawat Indonesia saat libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I pun khawatir kelangkaan membuat harga tiket pesawat menjadi mahal.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (14/12/2022) Direktur Utama AP I, Faik Fahmi menyebut jumlah pesawat yang beroperasi saat ini minim. Tercatat hanya ada 402 pesawat yang dioperasikan. Angka tersebut baru 62 persen dari jumlah pesawat yang beroperasi pada periode Nataru 2019, yakni 650 armada.
“Ini saya kira yang akan menjadi isu dalam pelaksanaan Nataru, kemungkinan keterbatasan jumlah pesawat sehingga menimbulkan harga tiket cenderung tinggi karena demand-nya kuat tapi pesawat yang dioperasikan masih sangat terbatas,” ujar Faik.
Ia juga mengaku Kementerian Perhubungan meminta agar Angkasa Pura I mengambil langkah strategis agar harga tiket tidak mengalami kenaikan. Kedua pihak pun terus berkoordinasi.
“Ini juga jadi isu yang kemarin dibahas dengan Kemenhub, kita diminta untuk memastikan agar bisa menjaga tarif batas atas. Jadi kita diminta ikut mengontrol tarif batas atas agar harga tiket tidak dijual terlalu mahal atau melewati batas yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan,” katanya.
Dari sisi jumlah armada yang dioperasikan, lanjut Faik, ada permasalahan pesawat karena masih terkena dampak pandemi Covid-19.
Adapun daftar pesawat yang beroperasi saat ini di antaranya :
- Garuda Indonesia (GA): 55 Unit.
- Lion Air (JT): 91 Unit.
- Citilink (QG): 48 Unit.
- Pelita Air (IP): 3 Unit.
- Batik Air (ID): 63 Unit.
- Susi Air (SI): 24 Unit
- AirAsia (QZ): 17 Unit.
- Sriwijaya Air (SJ): 5 Unit.
- Nam Air (IN): 2 Unit.
- Trans Nusa (8B): 3 Unit.
- Wings Air (IW): 50 Unit.
- Trigana Air (IL): 4 Unit.
- Super Air Jet (IU): 37 Unit. (Nur Pehatul Janna)
Discussion about this post